Kamis, 24 Mei 2018

dulu rasanya begitu dekat, hangat, lekat. sekarang? bertegur sapa pun tidak. menanyakan kabarpun tidak. kemana kedekatan 2 tahun yang entah hancur oleh apa dan karena siapa. menguap begitu sajakah seperti asap rokok yg terlihat hilang namun ternyata terhirup ke dalam tubuh. lama-lama menyebabkan prasangka, lama-lama ingin segera ku selesaikan saja. sayangnya saya adalah jenis manusia yg terlalu percaya yang dulu begitu lekat bisa bersekat. sayangnya kedekatan 'persabahabatan' atau lebih baik saya sebut 'pertemanan' tidak mampu bertahan seawet dulu jaman putih abu². yang bisa bertahan hingga empat tahun lamanya dan tetap menjadi saudara hingga menginjak satu windu.
barang kali, karena dahulu jiwa-jiwanya belum terlalu di makan ego dan menjalin sebuah pertemanan dengan polosnya hingga tercipta ketulusan yg terpelihara. saat sekarang ini, ego terlalu berkuasa, menganggap yang hadir karena butuh dan mau. bukan karena empati dan simpati. itulah kenapa rasa²nya saya terlalu lelah untuk memulai 'pertemanan' terlalu dalam atau barangkali hanya saya yang merasa demikian?
entahlah apa pentingnya mempertanyakan? apa pula pentingnya mengelem vas bunga diatas meja yang sudah pecah, retaknya tetap kelihatan. simpan saja, kisah itu, taruh di dalam museum hati dan pikiranmu. mana tau bisa kau kunjungi jika kau benar-benar rindu. lalu kau mengenangnya sebagai bagian baik dari dalam dirimu yang justru dikuatkan oleh kisah pertemanan seumur balita yg masih disusui ibunya. justru kisah itu yang mengantr kau pada kisah-kisah lain yang lebih layak dan menemukan orang -orang yang tidak kalah baik. semoga❤

Jumat, 07 Oktober 2016

Halooo yg biasa bertukar kabar lewat tulisan, diperantarai benda bernama handphone. Apa kabar hari ini? Sehat2 kan? Sibuk? Atau sengaja menghindar dari saya? Apapun itu semoga kamu selalu baik-baik. Tanpa kabar adalah kabar bahwa tidak ada kabar. Entah saya rindu atau tidak. Hanya saja saya merasa ada yg hilang (mulai) hari ini. Tidak usah mengernyitkan dahi. Saya bisa atasi perasaan saya. Bagaimana kamu ke saya itu urusanmu. Bagaimana saya ke kamu itu urusanku. Selamat sibuk ya mas. Jaga kesehatan, jangan diforsir, semoga sehat selalu. Dan jgan ngantuk. Ini hari terakhir masuk malam kan? Sukses turnamennya, dan ...
Ah sudahlah toh tulisan ini tidak akan kamu baca. Terima kasih untuk waktunya. Mungkin kita akan bertemu lagi dg waktu dan keadaan yang jauh berbeda. Kamu akan bisa meluluhkan perempuan manapun dengan ketulusanmu mas.

Dari yang kamu sebut adik.

Kamis, 29 September 2016

Sempurna menggengam seluruh harapan sendirian. Dan tetap memposisikan diri sebagai yang terkuat. Saya kalah, lagi. Saya mengenggam harapan, lagi. Saya membiarkan hati saya untuk berharap, lagi. Paling tidak untuk perasaan saya ini, saya jadi tau bahwasaya masih punya hati. Meskipun bukan untuk kamu sambut dan lagi2 saya harus tersenyum kecut.

Senin, 12 September 2016


Tapi aku sudah tau..
Kamu hanya bersikap baik..

Aku yang selalu memegang harapan ini..
Dan aku yg selalu salah paham.
Sebelum kusadari, harusnya aku berhenti berharap..

'Jika kau baik padaku, kau juga baik pada yang lain'
Aku selalu hampir lupa akan hal itu.

Dan akhirnya akulah yang terkuat dalam kekalahan..

Dan kenyataan itu kejam..

*repost dari blog sahabat saya, seorang mahasiswa seni rupa semester akhir. Dan entah kenapa kebanyakan tulisannya saya bgt

Selasa, 30 Agustus 2016

Membiarkan ruang bicara tetap terjaga. Meskipun harus saya yg mengabaikan segalanya. Seolah tanpa rasa. Seolah tidak inginkan 'nama' untuk 'kita'. Saya harap Tuhan membiarkan rasa sesederhana ini. Tidak perlu ingin tau lebih jauh atau ingin memiliki lebih utuh. Meskipun saya selalu ingin tau lebih jauh bagaimana caramu melihat dunia. Dan saya ingin selalu dipihakmu memastikan kebahagiaanmu. Tapi cukup, sungguh cukup sekedar menyapamu lewat tulisan. Sungguh cukup kedekatan kita dibatasi layar empat inchi. Karena dengan begitu, jika suatu saat kamu pergi, tidak akan ada yang banyak bertanya. Dan saya akan mengenangmu sebagai sisa mimpi semalam.

Rabu, 10 Agustus 2016

dan jangan lupa peluk waktu erat-erat. Nikmati seluruh milisekonnya sebagai identitas kehidupanmu. Pagi selalu menawarkan cerita baru. Berawal dari segelas kopi sebagai keharusan sepagi ini. Jalani hari senikmat secangkir kopi yg sedang tersaji. Dan khusus bagimu, teman semejaku dg kopi yg sering kali menjembatani perbincangan abstrak kita tentu saja kau juga sedang ditemani sebatang rokok diantara celah jemari. Semoga kau akan berhenti melakukannya 😁
Selamat beraktifitas 🙈💪🙋

Selasa, 09 Agustus 2016

entah bagaimana jadinya besok. entah akan semakin mendekat dan lekat atau hilang dan tanpa kabar. entah pada akhirnya bersama atau dalam pelukan berbeda. entah nanti saya akan mengakui atau berdrama tanpa rasa. yang saya tau, saya nyaman, terbiasa atas kehadiranmu meskipun dalam tulisan. tidak banyak kata, hanya ingin menyapamu saja. karena sepagi ini kamu tanpa kabar.